Pandan (Humas) Upacara Peringatan Hari Kartini di MAN 3 Tapanuli Tengah berlangsung dengan khidmat. Pada Pukul 07.00 WIB, para siswa dan guru telah berbaris rapi di lapangan utama MAN 3 Tapanuli Tengah dengan menggunakan pakaian kebaya untuk perempuan dan batik untuk laki – laki, bersiap melaksanakan upacara peringatan Hari Kartini. Senin, (21/04). Upacara lalu dimulai ketika pembina dan pemimpin upacara dari perwakilan wanita mengambil tempat.
Kepala MAN 3 Tapanuli Tengah bertindak sebagai Pembina Upacara dengan sikap sempurna memerintahkan agar upacara dimulai. Sang Pemimpin upacara yang mewakili siswa Wanita langsung menyatakan siap dan kembali ketempat untuk melangsungkan upacara peringatan hari kartini. Setelah pengibaran bendera yang juga dilaksanakan oleh perwakilan siswa wanita selesai, Pembina lalu membacakan Pancasila yang diikuti oleh seluruh peserta Upacara. Setelah itu Pembina Upacara memberikan amanatnya yang bertema “Meneladani Semangat Kartini, Membangun Perempuan Indonesia yang Mandiri dan Berdaya” menceritakan perjuangan ibu R.A Kartini di masa lalu.
“yang diperjuangkan oleh Kartini dimasa lalu adalah emansipasi Wanita, apa itu emansipasi ?? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, emasipasi adalah pembebasan dari perbudakan atau persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti persamaan hak kaum perempuan dengan kaum pria. Diamana emansipasi perempuan memiliki arti proses pelepasan diri para perempuan dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.” Jelas Juraida.
“Emansipasi perempuan tidak semata-mata berfokus pada kesetaraan antara hak laki-laki dan perempuan untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam beragam bidang. Makna sebenarnya dari emansipasi perempuan yaitu tentang bagaimana perempuan dapat berkembang dan maju dari waktu ke waktu tanpa menghilangkan jati dirinya. Dengan terus memegang ajaran Rasulullah SAW yang menjungjung tinggi Akhlakul karimah sebagai pondasinya. Untuk itu, kita sebagai Wanita harus mampu bersaing dalam hal duniawi, apapun itu kita bisa mewujudkan mimpi profesi yang sama dengan gender laki-laki.” Lanjut Juraida.
“Namun, saya perlu mengingatkan janganlah perjuangan kesetaraan gender dan hak-hak Wanita ini menjadi menyimpangkan kita untuk berbakti kepada suami nantinya. Hal ini tidak juga menjadi alasan bagi kita untuk tidak menjadi pemimpin dalam mendidik anak-anak dirumah nantinya serta, tidak pula menyimpang dari norma-norma yang ada dimasyarakat. Bagi ananda sekalian, emansipasi ini juga masih perlu perjuangan yang lebih besar. Kita perlu mengisi kekosongan-kekosongan dari Ruang Publik di Masyarakat kita. Sebagai contoh, di berbagai Instansi Pemerintah sekarang harus ada keterwakilan Wanita minimal 30 persen, namun seringkali Wanita Indonesia tidak mampu untuk bersaing mengisi tempat-tempat tersebut. Untuk itu, kepada ananda sekalian, Teruslah bercita-cita setinggi langit, dan tanamkan perjuangan dan tekad RA. Kartini dalam diri kalian untuk menggapai mimpi-mimpi dan semangat perjuangan Wanita Indonesia.” pungkas Juraida.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.
You need to agree with the terms to proceed

79 − 69 =