Beliau menyampaikan bahwa kurikulum di madrasah dan proses kegiatan belajar mengajar yang bertujuan agar peserta didik memiliki pemahaman yang komprehensif tentang sistem tata kelola di madrasah. Ia juga menyampaikan bahwa ekoteologi “menyatukan Tauhid dan Tanggung Jawab terhadap Lingkungan” sekarang ini sangat penting diketahui dan diterapkan di lingkungan madrasah.

“Ekoteologi adalah pendekatan teologis yang menggabungkan pemahaman ekologi dan teologi, menekankan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan, serta tanggung jawab manusia untuk menjaga kelestarian alam sebagai bagian dari iman,”ucapnya.

Hubungan antar ekoteologi dengan lingkungan madrasah terletak pada integrasi nilai-nilai pelestarian lingkungan dnegan ajaran agama Islam yang diajarkan di madrasah. Teologi lingkungan mendorong kesadaran dan tanggung jawab moral untuk menjada kelestarian alam sejalan dengan prinsip-prinsip Islam. Madrasah Aliyah sebagai lembaga pendidikan Islam dapat menjadi wadah efektif untuk menanamkan nilai-nilai ekoteologi kepada peserta didik baik melalui pembelajaran formal maupun kegiatan ektraskurikuler di madrasah.

Beliau mengajak seluruh peserta didik baru MAN 3 Tapanuli Tengah untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan dengan menjaga kelestariannya.

Kepala MAN 3 Tapanuli Tengah Hj. Juraida Siregar,S.Ag juga mengatakan bahwa pada pihak kurikulum MAN 3 Tapanuli Tengah akan memasukkan materi ekoteologi dalam kegiatan belajar mengajar. “Madrasah juga dapat mengadakan kegiatan seperti penanaman pohon , pengelolaan sampah, konservasi air dan kampanye lingkungan sehat. Melalui kegiatan tersebut peserta didik dapat membentuk karakter yang peduli lingkungan, bertanggung jawab dan memiliki kesadaran ekologis yang kuat sejalan dengan nilai-nilai Islam. Beliau berharap agar seluruh peserta didik dapat menjadi generasi yang berakhlak mulia berwawasan lingkungan dan berkontribusi positif menjaga kelestarian alam untuk masa depan. (ms)