Pandan (Humas). Kepala MAN 3 Tapanuli Tengah Hj. Juraida Siregar, S.Ag., M.Pd, WKM Akademik Anny Zarian Gultom, S.Pd, WKM Kesiswaan Dahrul Efendi Sitompul, S.Pd, WKM Sarpras Jimmi Raja Naek Marbun, S.Pd.I dan WKM Humas Asradewita, S.Pd, Ikut serta hadiri undangan Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tapanuli Tengah H. Julsukri Mangandar Limbong, S.Ag., MM, dalam rangka mengsuskseskan Hari Bumi yang ke 55 dengan menanam 1 Juta pohon matoa, yang di laksanakan di Lingkungan komplek lingkungan MTS Swasta Bahriyatul Ulum Pandan. Kegiatan ini juga dilaksanakan secara serentak di seluruh indonesia, (22/4).
Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan amanat Menteri Agama Nasaruddin Umar. Beliau mengatakan bahwa Kementerian Agama harus hadir sebagai kekuatan moral dalam merawat bumi. Penanaman sejuta pohon Matoa yang dicanangkan Kemenag, serta gerakan yang selama ini dijalankan para aktivis lingkungan menegaskan bahwa alam bukan sekadar tempat untuk memuaskan kebutuhan, melainkan sahabat sejiwa yang layak didengar, dijaga, dan dicintai tanpa syarat. Dalam relasi yang seimbang, alam tidak diperlakukan sebagai objek, melainkan sebagai mitra hidup yang tumbuh bersama manusia dalam irama kasih dan tanggung jawab.
Pohon matoa dipilih karena merupakan tanaman endemik asal Papua yang memiliki nilai secara ekologis, matoa memiliki kemampuan istimewa: ia dapat menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar, menghasilkan oksigen, mencegah erosi, dan memperbaiki kualitas tanah. Matoa bukan hanya pohon, tapi simbol ketangguhan. Matoa dapat tumbuh hampir di seluruh wilayah Nusantara, dari tanah Aceh hingga Merauke. Kemampuannya bertahan dalam cuaca ekstrem menjadikannya metafora tentang harapan: bahwa kehidupan bisa bertunas bahkan di kondisi yang genting.
Menanam pohon, terutama matoa, mungkin terlihat sederhana. Tapi di balik kesederhanaan itu tersembunyi makna mendalam: menyelamatkan bumi, menjaga warisan, dan menata masa depan. Dengan semangat kolaboratif dan kepedulian terhadap bumi, Kementerian Agama Republik Indonesia siap menjadi pelopor perubahan menuju lingkungan yang lebih lestari dan berkelanjutan. Ujar Juraida

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Fill out this field
Fill out this field
Mohon masukan alamat email yang sah.
You need to agree with the terms to proceed

+ 52 = 58